Wednesday, April 7, 2010

PAN

Susunan Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat PAN 2005-2010
Ketua Majelis Penasihat Partai : Prof. Dr. M Amien Rais
Wakil Ketua : Ir. Hatta Rajasa; A.M. Fatwa

Fungsi Partai Amanat Nasional
Visi Partai
Terwujudnya PAN sebagai partai politik terdepan yang mewujudkan masyarakat mandiri yang adil dan makmur, dengan pemerintahan yang baik dan bersih, di dalam negara Indonesia yang demokratis dan berdaulat , serta diridhoi Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
Fungsi Partai Amanat Nasional
• Mewujudkan kader yang berkesadaran spiritual, sosial dan politik yang tinggi, cerdas, ikhlas, pluralis, tangguh, professional, mandiri, progresif, inovatif, konsisten;
• Mewujudkan PAN yang dekat dan membela kepentingan rakyat;
• Membangun Organisasi PAN yang modern berdasarkan sistem, managemen dan budaya organisasi yang kuat dan mengakar;
• Mewujudkan masyarakat Indonesia yang baru yang demokratis, berkeadilan sosial, makmur, damai, cerdas, mandiri, dan partisipatif.
ada 3 hal yang bisa dilakukan, pertama yaitu fungsi DPR budgeting, controlling, dan legislative.
PAN bisa andil dalam membangun kehidupan bermasyarakat. Untuk itu fungsi partai sebagai alat membangun kehidupan masyarakat, keadilan, demokratisasi dan juga meningkatkan peranan PAN dalam kancah politik

Sejauh mana PAN dalam melaksanakan fungsi-fungsinya
Ada yang memandang bahwa PAN selama ini tampaknya tidak memiliki karakter jelas antara keislamannya dengan kepluralannya, apalagi ditambah kinerjanya yang kurang menonjol dari Partai lain dengan indikasi bocornya beberapa kadernya yang terkait masalah korupsi.
Kondisi ini jelas wajar saja terjadi. Meskipun dari segi gagasan, PAN yang menjadikan platformnya berdiri diatas moral semua agama-sebuah adopsi gagasan yang cukup modern, karena seiring dengan jargon perennial philosophy, tampaknya banyak menyebabkan kebingungan. Khususnya ketika kita dihadapkan pada sebuah realitas. Untuk itu, seringkali para analis pun menggolongkan PAN sebagai Partai Islam, baik akibat efek langkah-langkah politiknya maupun kedekatan konstituennya. Dimana karakter yang menonjolkan PAN sebagai partai majemuk, orang masih menyangsikan.
Pluralisme? Sebuah istilah yang masih sarat nuansa akademis. Disamping tampak asing dipahami orang awam, juga implementasi makna ini sendiri kurang terlihat dari kebijakan PAN. Karena itu, seringkali masalah ideologi ini pada tingkat masyarakat berkembang semisal di Indonesia masih menyisakan tarikan kuat atas timbangannya terhadap Partai. Ini disebabkan kepercayaan kuat terhadap politik aliran masih mendominasi, termasuk didalamnya para elit dan pemerhati politik.
Masalah ini tentu sangat jauh berbeda dengan apa yang terjadi di negara modern. Di Jerman misalnya, Partai CDU yang notabene Partai Kristen tidak akan mengalami dilema seperti halnya di Indonesia. Sebab pada tingkat pertimbangan, masyarakat negara maju lebih cenderung memandang pada kinerja Partai. Dan demikian sebaliknya, Partai benar-benar menjadi motor bagi perbaikan-perbaikan konkret dalam implementasi program-programnya.
Tentu dengan kondisi demikian, disamping kinerja PAN yang belum memuaskan apalagi mengklaim diri sebagai deretan partai "reformis", maka seakan-akan "buruk dimuka, PAN dibelah". Banyak harapan yang terlalu berlebihan dibebankan ke pundak PAN, sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan diantara kita.
Memang tidak ada yang bisa memaksa seseorang untuk menentukan pilihan. Apalagi ketika jelas memilih konsep demokrasi sebagai sebuah solusi bagi perbaikan bangsa ini. Hanya saja, apatisme yang menggejala terhadap masalah ini, tentu tidaklah bisa dipandang sebelah mata tanpa melihat kondisi keseluruhan.
Jika kita menemukan adanya ganjalan atau batu kerikil, itu wajar dalam proses menuju kesempurnaan. Karena itu, kalau sekarang kita berusaha untuk "lari" dari penyelesaian masalah "kebocoran" di sebagian kecil tubuh PAN dengan pilihan partai baru, apakah itu bukannya sama halnya kita masuk dunia fatamorgana? Kita mungkin lihat partai lain "lebih sempurna", namun pada kenyataannya kita sendiri tidak melihat komitmen pilihan kita.
Kalau kita hanya menginginkan perubahan sekali jadi, maka dimanapun kita berpijak, semuanya akan menjadi kiasan mimpi. Untuk itu, hanya dengan tekad dan komitmen kuat untuk melangkahkan kaki sendiri dengan memberikan perbaikan dan peran didalam kondisi partai, kita mengharapkan pada perbaikan bersama. Bagaimanapun, penguatan fungsi partai sangat memiliki arti penting bagi fondasi pengantar transisi demokrasi ini. Dan jika kita temukan disana-sini "kebocoran", itu tidaklah berdiri sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi pada ekses tersebut.
Tanpa memandang remeh masalah "kebocoran" yang terjadi di tubuh PAN, komitmen PAN menjadikan sebagai Partai modern juga sedang dilakukan. Jangan hanya melihat dari sudut negatifnya semata, namun lihatlah sudut positifnya. Bagaimanapun, dalam rangka menyiapkan kader sebagai salah satu solusi bagi regenerasi dan penguatan fungsi Partai, PAN telah menggalakkan kaderisasi dari tingkat Pusat hingga daerah. Usaha desentralisasi melalui sistem buttom up, dan mulai mandirinya berbagai DPW dengan melakukan kebijakan Partai yang positif, semisal ketatnya proses penjaringan caleg, tentu memberikan gambaran bahwa PAN masih memiliki banyak harapan. Dengan adanya proses ini, kita dukung bersama-sama dengan kebijakan yang bisa diterapkan secara menyeluruh.
Sebagai partai modern, PAN perlu menonjolkan concern nya terhadap perbaikan masyarakat. Menonjolkan PAN sebagai partai bersih KKN semata tidaklah cukup untuk kondisi Indonesia saat ini, meskipun upaya ini sendiri sudah cukup berat.
Tapi memberikan dorongan perbaikan secara konkret perlu dilakukan untuk mengentaskan Indonesia dari krisis ini. Langkah ini paling tidak akan meminimalkan para pemilih PAN untuk mempersoalkan apakah PAN plural atau Partai Islam. Sebab hanya kinerja Partai yang baik, yang dapat menghapus masyarakat untuk menpertentangkan soal ideologi atau politik aliran. Bahkan dari sini pula orang akan melihat bahwa PAN memang akan menjadi miniatur Indonesia sebagaimana platform yang menjadi gagasan utamanya selama ini. Kita sudah terbiasa dalam atmosfir yang berbeda baik agama, ras maupun etnis. Karena kita yakin dengan kemajemukan, toleransi dan sikap inklusif, Partai ini akan berbeda dengan lainnya. Dengan dengan konsep ini kita ukir wajah masa depan bangsa Indonesia.

No comments:

Post a Comment